May 8, 2011

PPAN 2011

Luarrr Biasaaa, dua kata yang mampu menggambarkan pengalaman saya dalam mengikuti serangkaian proses seleksi PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara). Partisipasi saya hingga masuk ke tahap 3 merupakan salah satu prestasi berharga, walaupun tidak terpilih mewakili Indonesia. Setidaknya membuat pikiran dan mata saya lebih terbuka, kesempatan kemarin hanya gerbang utama, selanjutnya masih banyak gerbang-gerbang menantang lain yang menanti untuk saya singgahi.

Siapa sangka yang awalnya iseng partisipasi berujung pada kesempatan luar biasat. Panitia sendiri mengatakan pendaftar pertama sekitar 400 lebih peserta, pada tahap ini essay saya mampu menembus 100 besar hingga saya dihadapkan pada seleksi tahap dua, antara bingung dan bangga. Sedikit keraguan buat ikutin seleksi tahap dua ini, “apa gw mundur aja ya? Ah sayang, lanjutin aja dah? Kesempatan ga pernah datang dua kali di” mepetnya waktu antara pengumuman tahap 1 dan pelaksanaan tes tahap dua bikin persiapan apa adanya.

Ga ada persiapan khusus bin spesial, beruntunglah saya punya sahabat yang memberikan dukungan sejauh ini. Buat wawancara, sedikit saya minta saran sama Mayang Fitri, doi udah berpengalaman seleksi yang ke USA sampai tahap wawancara, jadi sedikit ada pencerahan. Buat presentasi dari pilihan 5 topik ( Interfaith dialogue, young entrepreneurship, cross culture understanding, environment, and LGBT (lesbian, gay, bisex, and transgender)) saya putusin untuk pilih topik terakhir berdasarkan pertimbangan topik tersebut cukup kontroversial sehingga kalau saya mampu meramu topik tersebut jadi menarik dipastikan akan menjadi poin terbesar disamping tes kesenian dan wawancara, disini Pedi Irawan memberikan kontribusi terbaiknya buat pemahaman saya tentang topik diatas.

Tes kesenian? Inilah yang menjadi momok menakutkan buat saya. Honestly, I don’t have any talents in music, dance, et cetera. Akhirnya saya minta bantuan Lucky buat download semua pupuh sunda beserta liriknya. H-2 seleksi, saya udah pilih pupuh yang mau saya bawain ‘Pupuh Magatru’ liriknya simple dan ga panjang, hahaha that’s it, ga ada pilihan lain.

Hari H, berhubung di jadwal saya kebagian seleksi siang, alhasil paginya saya masih melatih pita suara saya mendendangkan pupuh di kamar kostan. Pagi itu juga saya masih selesaiin slide presentasi, what a last minute, right?

I won’t let any opportunity pass me by. Buat wanti-wanti saya berangkat 2 jam lebih awal dari jadwal seleksi, biar adaptasi lebih dulu, ternyata disana juga udah banyak peserta yang datang lebih dulu, ok saya sempetin liat tes seleksi kesenian gelombang pertama. Waduhhh, yang saya kira bakal diruang tertutup ternyata seleksi kesenian dilaksanaiin diaula plus ditonton sama khalayak peserta lain.. sighhhh hal lain yang bikin saya surprise yaitu mereka bener-bener well prepare, kostum menyesuaikan sama performance, ada yang bawa satu set angklung, gendang, ada yang ngedalang, dongeng, walah hebattt.

Ternyata, info yang diwebsite yang nyebutin penampilan kesenian max 3 menit bener-bener diluar dugaan, hampir rata-rata 10 menit. Jadi kalau peserta selesai perform, jurinya menawarkan pertanyaan, kamu bisa apa lagi? Bisa nyanyi gak? Bisa nari gak?, mungkin bagi orang lain sepele, nah bagi saya, belajar pupuh aja mati-matian, gini namanya bikin nyali ciut. Pikir-pikir lagi, masa sih saya mupuh aja, it’s imposible pasti disuruh ini itu entar, buat jaga-jaga dah, apa gitu. Oiya akhirnya saya terbesit buat guiding,terus ngapain lagi? Jalan jajaka, disini saya terinspirasi sama Susan, classmate grandfinalist Anggun cari bintang pantene, bakat yang dia tunjukin waktu itu catwalk. Berbekal pengalaman ikut MoKa (jaman baheula), saya pilih jalan ala jejaka sebagai pilihan akhir kalau diminta talent lainnya. sighhhh

Kegiatan dimulai dengan briefing, bagi-bagi makan siang, terus saya menyendiri untuk makan siang sekaligus prepare bahan guiding di balik gedung berlantai 4 itu (red : gedung Dinas Olahraga dan Pemuda prov. Jawa Barat).

It’s show time, peserta dibagi beberapa kelompok, saya gabung di kelompok B, dimana urutan seleksinya Kesenian, Wawancara, Presentasi. Di aula tempat kesenian sendiri selain ada juri, panitia, juga diisi sama peserta dari kelompok A & B, disini peserta dipersilahkan buat ganti kostum apabila ada, nah gw? Asli didalam ruangan hanya bersisa 4 orang yang emang senasib (sama-sama gak ganti kostum) tapi mereka sibuk maen gitar, latihan silat, latihan nari, ya saya sih bisanya cuma meresapi aja, hallahhh hahaha. Beruntungnya ketemu Rusydan, peserta yang ternyata asal kota hujan. Akhirnya kita sama-sama pasrah aja, toh dia juga maen gitar belum hafal liriknya, haha bahagianya menemukan sobat senasib seperjuangan.

Dimulai dari peserta pertama, kedua, ketiga, keempat, terus saya keluar ruangan buat hafalin lagi lirik pupuh. Masuk lagi udah peserta ketujuh. Karena disini sifatnya siapa yang mau maju, jadi ga ada urutan resmi, saya masih santai dan berkata dalam hati ‘terakhir aja lah’. Saya salutt bakat mereka keren-keren, mupuh doang mah ga ada apa-apanya. Show must go on, saya putusin kedua terakhir, supaya yang lain udah cabut dari ruangan. PD abisssss, saya langsung ambil mix, “Sim kuring hoyong ngalantunkeun salah sahiju pupuh” alah “sok mangga” kata jurinya. Muka boleh tenang, dalem hati dag-dig-dug, eh bener kan baru satu bait udah lupa. “tenang-tenang, santai” juri coba nenangin. Dicoba lagi lupa lagi, syukurlah yang terakhir dicoba bisa selesai 1 lagu, walaupun liriknya ngaco karena saya nyebutin seingat kata yang ada dipikiran aja. Saya berhasil melampiaskan seni bukan seni sih, masa guiding seni? Disini saya angkat 3 B’s Bandung, Behavior, Brain, and Beauty Parisj Van Java. Ga sia-sia sodara-sodari. Terus yang terakhir saya jalan ala Jejaka dan minta diputerin lagu, ok ini kesempatan saya nunjukin best smile nomor wahid yang saya punya. Hahhhhhhhh tenang

Anggaplah hal tadi, kejadian sekali seumur hidup, toh ga ada orang deket yang nonton show, tadi kalau ada, udah pasti jadi bahan gunjingan seumur hidup!

Selesai itu, saya langsung meluncur ke lantai 1 persiapan seleksi wawancara & presentasi. Disini baru saya mulai kenalan sama peserta lain.

Ga tunggu waktu terlalu lama buat wawancara, nama dipanggil langsung masuk ruangan. Mau tau pertanyaannya? Sabar yah no 1, interviewer baca salah satu hobi saya berkebun, terus mereka nanya kenapa kamu suka berkebun? Dirumah ada kebun ga ada yang ngurus, jadi saya yang turun tangan langsung. Kamu dari enhaii? Iya, Darimana kamu tahu info seleksi PPAN? Email couchsurfing H-1 sebelum deadline. Menurut kamu, bagaimana kondisi pariwisata Indonesia sekarang? Maaf sodara-sodari jawabannya saya skip (biar pada penasaran) dan serentetan pertanyaan lainnya (kepanjangan kalau saya tulis semuanya). Aminn lancar…..

Presentasi time ! ruangan tertutup 3 juri langsung plus seorang pengamat, abisnya dia ikut ngajuin pertanyaan juga. Dari kabar burung, waktu presentasi bener-bener ketat, 3 minutes no more, kalau lebih waktu langsung di cut. Sedari pagi latihan dikostan, selalu 4 menit. Tapi ternyata dari empat slide yang saya bikin sanggup saya selesaikan ngebut dalam tempo 3 menit, semuanya tersampaikan. Eng Ing Eng, pertanyaan.

Why you are interesting in this topic? I growth in tourism industry,……..blablablah. Is it a problem? No, that is phenomenon, In Indonesia itself which adopt western culture, the society unable to accept this kind of phenomenon blablablah…… You said, better understanding in sex education for youth, how is it?....

Pulangnya, saya pasrahkan semuanya sama Allah, ya Rab lolos alhamdulilah, belum lolos tetep alhamdulilah..

Guess what, lolos lagi bapak/ibu :)......haha