May 22, 2010

10 Tahun menuju Indonesia Emas

Minggu terakhir Mei ini saya akan berkelana (jiah) pakai celana ngaco mode on, iya berpelesir ke Pulau Dewata. Bagi saya ini adalah kesempatan kedua berplesir ke Bali, sebelumnya bulan Januari 2010 backpacking bertepatan dengan liburan semester.

Masih bingung apa yang mau dipacking dalam koper (saya berangkat entar sore), pagi begini saya coba menyalurkan hasrat menulis diblog, semoga perjalanan kali ini lancar dan banyak pengalaman berkesan, seperti acara 10 Tahun menuju Indonesia Emas.

Tepat seminggu yang lalu saya ikut partisipasi diacara 10TMIE (10 Tahun menuju Indonesia Emas). Acara ini digagas oleh ESQ 165, sebagai bentuk peringatan Menuju Indonesia Emas 2020 sekaligus milad ESQ ke 10. Sebagai alumni ESQ, saya dan yang lain jadi utusan kampus ikut acara “jalan sehat dan dzikir asmaul husna ”.

Acara dimulai 05.30 pagi, edan kan. Kita berangkat dari kampus jam 23.00 pakai bis kampus didalamnya berisi mahasiswa, karyawan, dosen, beserta keluarganya hampir 60 orang. Suasana kantuk susah dihalau, terlebih kita ga langsung ke Jakarta melainkan mampir dulu di daerah Surapati. Meeting Point rombongan Bandung.

Selama dijalan saya coba memejamkan mata, tapi susah merem-melek. Singkat cerita bis sampai di pelataran parkir Istiqlal dan langsung Shalat Subuh berjamaah. Ternyata disini sudah kumpul ribuan orang dengan kaos yang sama.

Jam 06.00 jalan ke Monas, dan acara baru dimulai. Sibuk dengan acara sambutan saya menjauh dari panggung utama , ga kuat berdesak-desakan intinya.

Tragedi Panggung runtuh.

Saking antusiasnya audience di acara ini, panggung kecil deseberang panggung utama, penuh bukan main (mungkin karena orang yang didepan berdiri semua) supaya kelihatan mereka naik panggung, terlalu over capacity ditengah acara panggung runtuh (krekkkkkkk) panic at the disco, bagusnya ga ada korban.

Judul jalan sehat artinya kita akan jalan-jalan. Tapi bukan jalan sehat namanya kalo yang ikut rebutan oksigen macam begini. Sigh. Kita ambil posisi buncit, selain ga terlalu padat, untuk menyalurkan hobi anak-anak foto didepan hotel sepanjang Jl Thamrin, juga di bundaran HI.

(kika : Indah, Yoana, Saya, K'faizal, Luky, Chandra, ?)


Perut berasa keroncongan, dan kesepakatan memutuskan buat mampir di Toni Jaks Sarinah. Ternyata saya baru tahu Monas-Bundaran HI plakkk, bolak-balik lumayan jauh. Belum lagi harus ke parkiran istiqlal.

Untung langsung makan siang jadi dahaga lapar terhapus. Pegel + Kantuk= Pules

At all acaranya meriah, karena disiarkan langsung oleh tvone dan dihadiri oleh kita-kita dari Bandung. :D

Bukan deh, tapi peserta dari seluruh Indonesia + Alumni ESQ yang dari luar negeri.

Akhirnya kedatangan diBandung disambut sukacita rintikan hujan deras, dan saya terpaksa mengungsi di lobi asrama kampus. Amin ya Allah,

May 13, 2010

Oleh-oleh pulang PES (Passenger Exit Survey)

MINISTRY OF CULTURE AND TOURISM THE REPUBLIC OF INDONESIA THE COLLECTION PROGRAM ON FOREIGN VISITOR PROFILE VISITING INDONESIA 2010

Dear Visitor,
Warmest greeting from Ministry of Culture and Tourism.
We are pleased to acknowledge that we are currently conducting the Date Collection Program on Foreign Visitor Profile Visiting Indonesia 2010. The purpose of this activity is to measure your preferences, perceptions, and impression of Indonesia as a tourist destination.

We would like to assure you that your response will be treated confidentially and all information you give will be aggregated anonymously and used to formulate policy on improving our service quality.

Should you have any difficulty in understanding the questions, feel free to contact our supervisor who will be glad to assist you.

Thank you very much for your kind cooperation in making this program runs successfully. Finally, we hope your visit in Indonesia will be a valuable one.

Wardiyatmo  Susanto Haryadi
Secretary General  Ministry Culture and Tourism 2020

(made in indonesia vs made in europe)

Di posting sebelumnya saya banyak menulis tentang serangkaian pengalaman selama 4 hari menjadi petugas sensus. This time saya pengen berbagi oleh-oleh selama 4 hari itu.

Selain membagi kuisioner, tugas kita adalah memberikan kertas dimana halaman depan adalah seperti yang tertulis diatas, dibaliknya merupakan open-ended remarks (please give your explanation and suggestion for Indonesian Tourism)
Here the answer…

“Menjangan island, Bali went diving very nice but lots of rubbish. Need to clean up rubbish”, “Very bad traffic in Kuta, Bali”, “Jakarta Pollution get rid of bajaj” tourist from UK

“Traffic control and security” peferpeh423@hotmail.com

“Impression is very good, as a tourist destination it is much imposed” ddraysdale@dadl.com

People of Indonesia are very kind & lovely-very happy people you should use them to promote your country as well as it’s natural beauty scenery etc” I.chu@gmail.com

Provide more full service restaurant in airport”, “Provide wi-fi access free through airport”, “ Telephones should be easier to use/ understand” tourist from Washington DC USA

“Facts on tourist information should be more available”, “ There are many interesting / tourist places to visit however some do not have available information especially on Internet, should any visitor would like to plan their visit to this country” rasuli_mahat@yahoo.com

better cleanliness and safety” chensiew2002@yahoo.co.uk

Immigration-harus yang friendly dan dengan senyuman”, “macet luar biasa, good public transport or light rapid transit seperti di KLIA” datemus2009@yahoo.com

Get more of arrangements in tourism by founding trustfull offices like in Malaysia, like a bit of KAHA, but with honest employee” athumali@gmail.com

“Encourage more English speaking”, “ Increase overall facilities in airport= first impression of the country that is important”, “ Generally, people are very friendly and nice which will attract tourist as your country has nice culture and resources” geaklan.ng@rneva.sg.com

Sebagian dari kertas open-ended remarks lupa saya kumpulin dan ternyata ikut pulang bersama saya ke Bandung. Dibawah dari open-ended question, dituliskan respondent e-mail.

*semua yang saya tulis diatas adalah benar tanpa editan satu katapun, berikut alamat e-mail adalah yang ditulis respondent langsung 

Oleh-oleh berharga
Bukan imbalan uang yang saya dapat, atau fasilitas dari budpar. Komentar wisatawan mengenai Indonesia-lah yang buat saya melamun. Melamun karena saya masih terngiang tentang persepsi mereka tentang Indonesia. Banyak yang mengutarakan pujian tentang tanah air “nice and friendly people also a lot of beautiful scenery resources” . Pakistani said “I was here for a month to push Indonesian business person, They don’t keep their works beautiful and very lazy to run business”. South Korean said “Indonesian made difficulties in handling visa for foreigner”.
Saya geregetan dengernya! Pengen secepatnya hal-hal sepele yang seharusnya bukan jadi masalah bagi pengembangan pariwisata Indonesia dapet dicari solusi. Disisi lain saya menjadi optimis bahwa inilah tantangan pariwisata kedepan yang perlu segera dibenahi!
Terjun langsung PES membuat saya semakin memahami kondisi dilapangan pariwisata Indonesia. PES : bekal masa depan bagi saya terlebih untuk memperbaiki sektor pariwisata sehingga dapat menjadi sektor unggulan.

(front of immigration counter, bad impression for tourist)
Oleh-oleh lainnya
Saat jam-jam sepi wisatawan, biasanya saya jalan di escalator jalan atau sempetin ngobrol sama SPG/SPB sekitar terminal yang lagi nunggu pembeli di shop mereka. Berasa seru ngobrol sama mereka akhirnya souvenir yang harusnya saya kasih sama tourist saya kasih ke SPG/SPB. Eh ga disangka waktu sharing sama orang Citibank mereka balik ngasih botol minuman, lumayan kan.

Orang penting?
Hari pertama ada segerombolan artis pemenang Panasonic Awards yang bakal pergi ke US. Biasa aja tuh, ternyata artis dapat keistimewaan juga, mereka lewat pemeriksaan imigrasi VIP yang biasanya khusus tamu Negara / diplomat. Salah satu yang saya lihat yaitu Putra Nababan, news anchor RCTI. Hari kedua kakak kelas saya dengan belagunya nunjukin foto dy sama Sandra Dewi, norak lu topan :-). Salah satu respondent yang saya wawancarai adalah Director of Nokia-Siemens for Indonesia, he accompanied by his pet (When I asked “Is she your wife?” the women next to him said “No, I’m not his wife I’m his pet) you understand? Hohoho. Ketemu juga langsung the next candidates democrat party leader “ Mr. Andy Malarangeng” .

Persahabatan
Ini mah udah pasti, hal inilah yang selalu saya syukuri setiap ikut acara. Kenal sama orang-orang baru, lebih deket sama dosen, senior, ataupun temen seangkatan. Serasa senasib-sepenanggungan membuat hubungan emosional kita lebih erat.

Rezeki
Lumayanlah buat tambah-tambah tabungan. Akhirnya mimpi saya beli buku the lonely planet stories kesampaian huray (fyi : kebetulan gramedia lagi diskon akhirnya saya putusin untuk beli 40 days in Europe) “ Ya rab, semua rezeki adalah milikmu. Jadikanlah hamba menjadi lebih bijak dalam mengelola rezekiMu, perkenanakan melalui rezeki ini hamba mampu lebih dekat denganMu”
Berdasarkan kesepakatan saya dan 3 orang lain teman sekelas (Pedi, Puput, Mayang) yang partisipasi di PES, kita putusin untuk teraktir temen sekelas patungan. Bagi-bagi rezeki, bener ga?

(gondola@ancol saya, pedi, pa pudin, maharani, vera)

(males jalan, gantian dorong trolley)

May 9, 2010

good days, good friends, good foods, good job, good money! hahaha,,happy ending!


(The title I was borrowing from Gisa status, my senior at campus)

Let me explain 1 by 1.
Good days : ya,ya, yang rencananya 10 hari pelaksanaan, ternyata cukup 4 hari. Cukup 4 hari dari rabu s.d. sabtu. Mulai jam 09.00 selesai jam 23.30
Good friends : walaupun beda kelas dan angkatan tapi pada seru.
Good job :
Passengger exit survey
Good money : No coment !
Happy ending
: Happy ending.

Cukup dengan 5 kata kunci diatas, itulah pengalaman yang saya dapatkan dari PES (Passengger Exit Survey). Survey wisatawan asing di terminal keberangkatan 2D-2E bandara Soekarno Hatta.
Lagi-lagi faktor keberuntungan, entah kenapa saya bisa dapat job lagi. Makasih buat dosen yang sudah memilih kami.. "Salah satu tugas departemen kebudayaan dan pariwisata untuk mendata turis asing yang berseliweran di Indonesia"

Tugas sebagai pensurvei adalah menayakan:
-Sex (ga perlu ditanya, udah jelas koq)
-Age (Banyak orang luar yang ga mau kasih tau umur, ga sopan katanya)
-Nationality
-Country of Residence
-Main Occupation
-Main Purpose to visit Indonesia
-Port of entry into Indonesia
-How many times ever visited Indonesia
-How long stayed in Indonesia
-With whom travel here
-Where place to stayed
-Spending Money
-Activities
-Media source(s) prior to visit indonesia
-Bought some souvenirs?
-Quality service or facilities
The last
:: Comments to improve indonessia tourism ::

Pekerjaan yang asyik, bisa ketemu plus ngobrol sama foreign visitor. Melelahkan, jam 09 sampai jam 23.30 baru sampai di penginapan dan saya merindukan foot massage saat ini. Bisa dibilang approximately sehari kami bisa jalan kaki 10 km, walaupun hanya di airport.

Jam 9 pagi kita sudah dijemput dari hotel menuju airport, langsung ke posko dan tancap gas (baca doa' dulu supaya banyak dapat wisatawan). Hunting-hunting bule, chinese, sama onta.
Jam panennya passengger (11.00-14.00/ 16.00-19.00/20.00-22.00)

Kalo pas nanyain bule itu tuh gampang tapi banyak bule yang gak mau. Mungkin karena mau boarding atau memang malas (aa juga bule males). Setelah bule-bule diintrogasi lalu kita kasih souvenir. Butuh waktu 2-10 menit untuk handle 1 foreigner, dan sehari rata-rata saya dapet 27. Rekor dipegang sama temen sekelas saya sehari dy bisa dapet 40 dan dinobatkan sebagai jutawan paling kaya setelah selesai pekerjaan.

Selama 4 hari Makan terjamin alhamdulilah :), penginapan terjamin, serba OK hehehe. Siapin fisik! waktu istirahat kita paling jam 1 s.d. jam 7 pagi, walaupun saat pekerjaan kita bisa ambil waktu untuk relaksasi otot, tidur 15 menit.. sigh tapi harus tetep fresh.

Saya suka kerjaan ini, walaupun saya lambat tapi seru. yang bikin males adalah saat koreksi. 20 kuisioner bisa 2 jam koreksinya, jangan sampai kuisioner yang sudah kita isi susah payah jadi gak valid!

Sabtu hari terakhir dan syukur semuanya lancar.. Aminnnn
Karena langsung jadi jutawan pulangnya banyak perencanaan mau dolan-dolan. Akhirnya setelah makan siang di seafood restoran sekalian farewell party sama dinas budpar, kita memutuskan pergi ke Ancol (Bocah banget ya)
Saya naik gondola seharga 40.000 ga nyesel koq,
Pengalaman seru lainnya ntar jadi cerita selanjutnya.

Thanks Allah





May 2, 2010

A journey from Bogor to Bandung

Mentang-mentang abis mudik langsung cerita aja.. Saya ga bakal bahas pengalaman selama perjalanan dari Bogor ke Bandung.

Sekedar berbagi info bahwa baba ba banyak (gagap) jalan menuju Bogor atau Bandung. Saya telah menemukan formula berpergian from the cheapest one till the expensive.

1. Pakai Travel,
Awal ikut tes masuk kuliah di Bandung, travel jadi pilihan yang tepat. Tinggal dijemput didepan gang terus diantar sampai tujuan. Dijamin aman (kata saya :). Trayek Bogor-Bandung sendiri ga banyak, yang saya tahu ada Cipaganti, Dewa travel, Putri travel, Rini travel, MPX yang lainya saya ga tau. Modelnya door to door, untuk harganya 60.000 kalau lewat puncak, tambah 20.000 kalau lewat cipularang (rata-rata pas weekend). Biasanya APV, L300, ada juga Vios, yang jelas bukan Angkot ijo yang kaya di Bogor...
Saya pakai travel cuma pas semester 1, kesanaya saya lebih sering berpetualang pakai angkutan lain hehehe. (bilang aja lo bokek! atau sayang ma duit)

2. Pakai bis
Ini mah biasa. Rutenya terminal Baranang Siang Bogor- terminal Leuwi Panjang Bandung. Harganya 40.000, bis AC tapi sebagian dilengkapi sama smoking room juga toilet. Rada sensitif kalau saya ngomongin bis, kenapa?
Walaupun harganya sama aja, tetapi buat kualitas beda jauh. Boleh saya sebut "merk". MGI, Laju Utama, Hiba Utama, dan (ga tega deh) Gagak Rimang. sengaja saya bikin kecil. Buat yang biasa PP Bandung-Bogor pasti tau jawabannya.

3. Pakai Kereta
Kalau punya waktu banyak, rail is the right choice. Pakai kereta Pakuan dari Bogor ke Gambir harganya 11.000, dilanjut kerta Parahyangan atau Argo Gede, (fyi : udah pada tau kan, nasip kereta parahyangan yang ditiadakan selamanya sejak 27 April 2010) Jangan bayangin argo gede/ parahyangan serupa dengan KRL Jabodetabek. No.
Karena Parhyangan udah ga ada, saya skip aja perjalanan saya bersama Parahyangan.
Argo Gede, karena kehabisan tiket parahyangan awal masuk semester 4 saya sama Andrian coba pakai Argo Gede, nyaman, kursinya enak, senderan kaki luas, ada bacaan, pramugarinya juga cakep (norak mode on).
Ga rugi juga keluar 60.000. Kebetulan ketemu temen SMK jadi saya bisa ol lewat laptop temen saya tanpa khawatir lowbat (samping kursi ada colokannya). Karena baru pertama kali, pas ditawarin makan sore (nasi goreng + ayam) saya terima, dikira gratis. Abis embaknya ga bilang, langsung asal sodorin ke pangkuan cie... (pangkuan) trus buka lipatan meja. 20 menit sebelum sampai di Stasiun Bandung ditagih bayaran 15.000 hughhh.
Saya sih udah bebel naek kereta, apalagi kereta ekonomi =LULUS CUMLAUDE, jaman Job Training. KRL Jabotabek jadi teman seminggu dua kali, ngejar kereta jam 5 pagi jurusan tanah abang, udah ah.. Waktu Backpack ke Yogja, Surabaya, Banyuwangi, pakai kereta ekonomi juga. (Dasar gembel)
(Stasiun Kiara Condong Bandung)
( Stasiun Lempuyangan Yogyakarta)
(Menanti kereta jam 02.00 pagi di Stasiun Poncol Semarang)
(Stasiun yang kurang bersahabat)
(Stasiun penuh kenangan)
dapet tiket tapi ga kepake, kereta penuh sama Bonek
Stasiun yang asyik, bisa tidur nyenyak, kursi tunggunya panjang, toiletnya lengkap ( kesampean mandi di stasiun hehe), disamping ada kantin khas Surabaya, dan deket sama pusat Kota.

4. Via sukabumi
Memang agak lama tapi ya lumayan bisa cuci mata, saya coba berdasarkan rekomendasi dari adik kelas yang asli Sukabumi dari Leuwi Panjang pakai bis jurusan Sukabumi AC just 21.000, bisa juga non AC disambung pakai komlini (kendaraan L300) yang biasa nongkrong di Pajajaran.
Nelen ludah pas naek L300 macam ini, penumpangnya dipadetin udah mirip pepes mak. Katanya kalau pengen tes adrenalin silahkan duduk samping supir. Menurut saya lumayan ekstrem tapi masih standar. Nanti kalo mw naek Kolmoni cari yang sopirnya masih mudda akhhh.

5. Bis Ekonomi jurusan Merak
Pilihan terakhir kalau duit pas-pasan. Wajarlah ekonomi (Ngetemnya lama, duduknya sempit, pasti ada acara mogok, kernetnya toa pisan, angin sepoi-sepoi, suara mesin bikin kuping pengang, pastinya RICUH). Jurusan Bogor- Bandung ada, tapi langka. Hampir rata-rata bis ekonomi pakai jalur puncak, saya berhenti di perempatan Ciawi sebelum bis masuk tol Jagorawi. Cukup 25.000, saya usahain kalau naik bis macam ini saat sore atau malam.

Finally this is my short story Journey from Bogor to Bandung or return. Coba Bogor ada bandara, insya Allah saya coba dehhh ;)
Tinggal dipilih mana yang sesuai menurut kita masing-masing, yang penting setiap perjalanan harus dinikmatin.